Bagaimana Kepuasan Bisa Menjadi Solusi Anda untuk Mengatasi Kelelahan Akibat Budaya Kerja Keras

Bagaimana Kepuasan Bisa Menjadi Solusi Anda untuk Mengatasi Kelelahan Akibat Budaya Kerja Keras

Ini bukan berita utama yang paling mengejutkan untuk mengatakan bahwa banyak pekerja dari generasi muda merasa kecewa dengan 'Budaya Kerja Keras' mimpi. Namun, setelah pandemi, ada pergeseran yang nyata ke arah memprioritaskan keseimbangan kehidupan dan pekerjaan daripada memaksakan diri pada pekerjaan yang tidak menjanjikan. Saat ini, pekerja muda telah menemukan jawaban kunci lain untuk mengatasi godaan Budaya Kerja Keras: kepuasan.

Mengapa Mencari Kepuasan?

Selama bertahun-tahun, orang-orang merasa jenuh dalam karier mereka karena berbagai alasan yang berbeda, namun, yang paling signifikan adalah fenomena yang disebut hedonic treadmill. Anda mengerahkan 100% kemampuan Anda untuk mencapai puncak tujuan Anda dan, pada akhirnya, merasa kecewa dengan momen saat ini. Bahkan setelah mencapai tujuan mereka, pekerja mungkin merasa bahwa hasilnya tidak memuaskan seperti yang mereka harapkan.

Setelah bertahun-tahun berpindah dari satu pekerjaan berat ke pekerjaan berat lainnya, Anda mungkin ingin bertanya pada diri sendiri: apakah mungkin bagi saya untuk bahagia sekarang, di saat ini, puas dengan apa adanya. Ini adalah inti dari menemukan kepuasan bagi orang-orang saat ini. Menurut pembawa acara utama podcast 'Love, Happiness & Success', Lisa Marie Bobby, kepuasan adalah tentang bersandar pada apa yang sudah Anda miliki dan menerima diri Anda apa adanya.

Bagaimana Anda Merasa Puas?

Reaksi langsung Anda mungkin adalah, “Yah, lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.” Kekhawatirannya adalah bahwa rasa puas dapat menjadi jalan menuju kepasifan dan dapat membuat kita kehilangan keunggulan dan tertinggal dari persaingan ketat perusahaan. Namun, menurut Lisa Marie Bobby, rasa puas dapat hidup berdampingan dengan pertumbuhan dan peningkatan. Faktanya, cara terbaik untuk mempertahankan produktivitas Anda demi karier yang sukses dan lebih lama adalah dengan berfokus pada rasa puas.

Bagian terpenting dari ini adalah visualisasi positif. Cobalah mundur selangkah dan lihat gambaran yang lebih besar. Bayangkan ini adalah pesta ulang tahun Anda yang ke-80. Teman dan keluarga Anda mencintai Anda. Percayalah pada ikatan Anda dan bayangkan apa yang akan mereka katakan pada hari itu, sebagai pengingat yang ramah tentang hal-hal penting dalam hidup.

Hal ini juga memerlukan sedikit sanitasi media sosial. Media sosial menyita sebagian besar waktu luang kita dan jika feed media sosial Anda memicu pikiran-pikiran negatif dan kemerosotan, hal itu bisa sangat berbahaya untuk terus dilakukan. Cobalah untuk lebih memperhatikan apa yang Anda konsumsi dan perhatikan. Sebaliknya, Anda bahkan dapat menggunakannya untuk secara aktif mempraktikkan rasa syukur. Menyebarkan hal positif dengan sengaja telah menunjukkan bahwa hal itu mengubah cara Anda melihat dunia di sekitar Anda.

Terakhir, Anda ingin mengekspresikan perasaan Anda. Cobalah nyanyian dan mantra kecil yang dapat Anda ulangi untuk menegaskan kembali apa yang Anda rasakan. Mantra seperti “Saya bukan produktivitas saya” atau “Saya memiliki nilai di luar pekerjaan saya.” dapat membantu melepaskan hubungan antara emosi dan rasa diri Anda, yang dapat menjadi penting untuk memberikan rasa penyelesaian.

Sumber