Festival Budaya Afrika, yang sempat terhenti sejak pandemi COVID-19, kembali diadakan di Brown Deer Park (7835 N. Green Bay Road) untuk merayakan warisan budaya asli Afrika. Festival ini berlangsung pada tanggal 6 Juli dari pukul 12 siang hingga 7 malam, di area piknik Brown Deer Park 2 dan 3.

Acara yang gratis, ramah keluarga, dan ramah hewan peliharaan ini akan menampilkan warisan, makanan, tarian, dan busana dari 16 negara Afrika yang penduduknya bermukim di Milwaukee. Acara ini juga akan membahas kebutuhan amal para pengungsi dan imigran Afrika di Milwaukee dengan mengumpulkan sumbangan untuk mendukung program pendidikan.

Festival Budaya Afrika diselenggarakan oleh penduduk asli Kamerun Yollande Tchouapi (pendiri lini rempah-rempah dan saus Afro Fusion, dan bekas restoran Irie Zulu di Wauwatosa) bersama dengan anggota komunitas Afrika Cordelia Ekwueme dan Reine M. Asana.

Tchouapi menegaskan bahwa meskipun Milwaukee adalah Kota Festival dan merayakan kebudayaan dunia melalui berbagai acara seperti Holiday Folk Fair, sudah lama tidak ada acara yang memperingati warisan asli Afrika.

“Milwaukee adalah kota festival, kota yang merangkul budaya saat disajikan dengan cara yang memungkinkan semua orang berpartisipasi,” kata Tchouapi. “Saat Anda memiliki sesuatu yang menarik bagi pembangunan komunitas, menarik bagi koneksi, menarik bagi berbagi budaya, menarik bagi promosi keberagaman, dan menarik bagi sesuatu yang hebat tentang kita, sebagai suatu masyarakat, hal itu membangun koneksi, budaya, dan komunitas.”

Ada sekitar 8.000 anggota komunitas Afrika di Milwaukee,

Menurut Tchouapi, pengunjung Festival Budaya Afrika dapat menantikan Parade Bangsa-Bangsa, yang akan menampilkan kebesaran setiap bangsa; jalan santai masyarakat; tarian tradisional oleh kelompok tari Umu-Ada dari Nigeria, dan Nefertari African Dance/Drum Company, di Milwaukee; mencicipi makanan Taste of Africa; peragaan busana; pedagang makanan; aktivitas anak-anak; musik dengan alat musik tradisional Afrika; dan pedagang yang memamerkan seni, kerajinan, perhiasan, dan kain tradisional Afrika.

Makanan Lezat dari Afrika dan Luar Negeri

Tchouapi mengatur penyebaran hidangan lezat Afrika. Banyak daerah di benua Afrika akan ditampilkan, bersama dengan kuliner dari diaspora Afrika, seperti makanan khas Amerika dan makanan Jamaika.

Banyak koki dan juru masak yang menyiapkan makanan untuk festival tersebut adalah juru masak rumahan, juru masak katering, dan pengusaha makanan yang sedang naik daun, kata Tchouapi. Festival tersebut akan menyajikan makanan dari negara Afrika Timur, Eritrea, bersama dengan masakan dari Ghana, Kamerun, Senegal, Guinea, dan Nigeria. “Untuk pertama kalinya dalam festival ini, kami akan menyajikan makanan Mesir,” imbuh Tchouapi.

Festival ini merupakan perayaan budaya Afrika yang menjadikan Milwaukee sebagai rumah, tetapi Tchouapi menegaskan kembali bahwa festival ini memiliki tujuan yang lebih luas—mengumpulkan dana untuk program pengungsi. Festival ini akan menciptakan peluang bagi berbagai bisnis yang dipamerkan untuk berbagi misi dan tujuan mereka dengan publik. Ia mengantisipasi bahwa festival ini akan mendapatkan perhatian dan menjadi acara tahunan yang akan berkembang.

“Festival ini akan meningkatkan kesadaran tentang penderitaan penduduk asli Afrika di daerah tersebut dan memamerkan warisan mereka, keindahan budaya asli Afrika, dan bagaimana budaya mereka berpotensi berkontribusi pada kemeriahan kota. Orang-orang datang ke Milwaukee karena penduduknya, festivalnya, dan budayanya. Semakin banyak, semakin meriah!”

Meskipun Irie Zulu telah tutup, Tchouapi tengah menggarap beberapa usaha baru yang menarik yang akan menjembatani makanan, budaya, dan komunitas. Nantikan masa depan Gembala Ekspres Kolom Makan/Minum untuk informasi lebih lanjut.

Untuk informasi lebih lanjut atau untuk terlibat dalam donasi atau sponsor, kunjungi africanstakeholdersinc.org/festival-budaya-afrika atau facebook.com/africanculturalfestivalinmilwaukee.

03 Juli 2024

11:42 pagi



Sumber