Banjir dan tanah longsor melanda pulau Sulawesi di Indonesia, menewaskan sedikitnya 14 orang, menurut para pejabat.

Tanah longsor melanda Kabupaten Luwu di Sulawesi Selatan pada hari Jumat sekitar pukul 01.00 waktu setempat, kata Abdul Muhari, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam sebuah pernyataan.

Indonesia rentan terhadap tanah longsor pada musim hujan, yang di beberapa tempat diperparah dengan penggundulan hutan.

Hujan deras yang mengguyur daerah tersebut sejak Kamis memicu tanah longsor, kata kepala penyelamat setempat Mexianus Bekabel.

Banjir setinggi tiga meter (10 kaki) telah berdampak pada 13 kecamatan karena air dan lumpur menutupi wilayah tersebut.

Tim SAR berupaya mengevakuasi warga menggunakan perahu karet dan kendaraan lainnya.

Lebih dari 100 orang dievakuasi ke masjid atau rumah kerabat dan lebih dari 1.300 keluarga terkena dampaknya dan pihak berwenang berusaha mengevakuasi mereka.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan lebih dari 100 rumah rusak berat dan 42 rumah hanyut, serta empat jalan dan satu jembatan rusak.

Kendaraan melewati jalan yang terendam banjir di Kecamatan Suli saat warga mengungsi. Foto: Hariandi Hafid/SOPA Images/REX/Shutterstock

Di wilayah lain di Provinsi Sulawesi Selatan, sedikitnya satu orang tewas dan dua lainnya luka-luka akibat banjir pada Jumat, kata Muhari dalam keterangan lainnya.

Pada bulan Maret, banjir bandang dan tanah longsor di pulau Sumatera menewaskan sedikitnya 30 orang dan banyak lagi yang masih hilang.

Tanah longsor dan banjir menyapu puluhan rumah dan menghancurkan sebuah hotel di dekat Danau Toba di Sumatera pada bulan Desember, menewaskan sedikitnya dua orang.

Indonesia telah mengalami serangkaian kejadian ekstrem baru-baru ini peristiwa cuaca di musim hujan, yang menurut para ahli lebih mungkin terjadi karena perubahan iklim.

Curah hujan ekstrem lebih sering terjadi dan lebih intens karena kerusakan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia di sebagian besar dunia, khususnya di Eropasebagian besar Asia, Amerika Utara bagian tengah dan timur, serta sebagian Amerika Selatan, Afrika, dan Australia.

Hal ini karena udara yang lebih hangat dapat menampung lebih banyak uap air. Banjir Dampaknya kemungkinan besar akan menjadi lebih sering dan parah di lokasi-lokasi ini, namun juga dipengaruhi oleh faktor manusia, seperti keberadaan pertahanan banjir dan penggunaan lahan.

Dengan Agence France-Presse dan Associated Press

Sumber