Oleh Fransiska Nangoy dan Stefanno Sulaiman

JAKARTA (Reuters) – Grup Hyundai Motor (OTC:) Korea Selatan dan LG Energy Solution (LGES) pada hari Rabu meresmikan pabrik produksi sel baterai pertama di Indonesia untuk kendaraan listrik dengan kapasitas tahunan sebesar 10 Gigawatt jam (GWh) sel baterai.

Pabrik tersebut merupakan bagian dari komitmen Hyundai Motor dan LGES untuk berinvestasi hingga $9,8 miliar di ekonomi terbesar di Asia Tenggara untuk mengembangkan rantai pasokan kendaraan listrik, kata pemerintah Indonesia, untuk mendapatkan keuntungan dari sumber daya nikel dan nikel yang melimpah.

“Sumber daya mineral negara ini, seperti besi dan nikel merupakan komponen penting dalam baterai yang akan memobilisasi jutaan kendaraan listrik di seluruh dunia,” kata Ketua Eksekutif Hyundai Motor Group Euisun Chung, pada upacara pembukaan pabrik tersebut.

Pabrik tersebut terintegrasi dengan pabrik mobil Hyundai di mana perusahaan tersebut akan mulai memproduksi 50.000 unit Kona Electric per tahun, sebuah SUV yang akan menggunakan baterai buatan Indonesia.

Hyundai dan LGES juga bersiap untuk memulai pengembangan pabrik baterai tahap kedua, yang melibatkan investasi sebesar $2 miliar untuk menambah kapasitas 20 GWh ke pabrik tersebut.

Perusahaan tersebut mengumumkan pada tahun 2021 bahwa mereka menginvestasikan $1,1 miliar di pabrik sel baterai di provinsi Jawa Barat. Pabrik tersebut memiliki kapasitas tahunan yang cukup untuk memproduksi baterai yang dapat memberi daya pada lebih dari 150.000 kendaraan listrik berbasis baterai.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan pabrik tersebut akan memperkuat posisi penting Indonesia dalam rantai pasokan kendaraan listrik global seiring dengan pembangunan industri pengolahan dalam negeri.

“Ini merupakan pabrik sel baterai EV pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Saya yakin kita mampu memenangi persaingan ini dengan negara lain karena nikel, bauksit, dan tembaganya ada di sini,” kata Jokowi dalam acara yang sama.

© Reuters. Pekerja berjalan melewati tumpukan unit baterai setelah peluncuran pabrik produksi sel baterai pertama di Indonesia untuk kendaraan listrik dengan kapasitas tahunan 10 Gigawatt jam (GWh) sel baterai di HLI Green Power, perusahaan patungan antara Hyundai Motor Group Korea Selatan dan LG Energy Solution (LGES), di Karawang, provinsi Jawa Barat, Indonesia, 3 Juli 2024. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

Indonesia, produsen nikel terbesar dunia, melarang ekspor nikel mentah pada tahun 2020 untuk mendorong investasi dalam pengolahan logam dalam negeri.

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia dan Menteri Perdagangan Korea Selatan Cheong Inkyo juga bertemu pada hari Rabu untuk membahas kerja sama di bidang kendaraan listrik, petrokimia, dan teknologi energi bersih seperti penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida, kata kementerian perdagangan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.



Sumber