Lini produksi Kona Electric di pabrik Hyundai Motor di Jawa Barat, Indonesia (Courtesy of Hyundai Motor)
Lini produksi Kona Electric di pabrik Hyundai Motor di Jawa Barat, Indonesia (Courtesy of Hyundai Motor)

JAKARTAIndonesia – Hyundai Motor Co. telah membangun citra mereknya sebagai produsen mobil kelas atas di Indonesia dan menguasai pasar kendaraan listrik sebagai pemain utama. Namun, Hyundai masih jauh tertinggal dari para pesaing Jepang di pasar kendaraan bermesin pembakaran dalam di sana.

Kini produsen mobil Korea Selatan itu bersiap untuk merambah lebih dalam ke pasar Asia Tenggara dengan meluncurkan Kona Electric SUV, EV terjangkau yang diproduksi di sana.

Raynaldi Setiawan, Kepala Dealer Hyundai Mampang, Jakarta Selatan, mengatakan bahwa kliennya tengah menunggu peluncuran varian listrik dari SUV kecil tersebut, seraya menambahkan: “Hyundai Motor menjadi pilihan baru bagi konsumen di pasar Indonesia yang didominasi mobil Jepang.”

Kim Moon-koo, kepala produksi di PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI), mengatakan Kona Electric, model EV pertamanya yang dilengkapi dengan baterai buatan Indonesia, akan ditawarkan dengan harga yang relatif rendah dan kompetitif di kisaran 500 juta rupiah ($31.000).

Itu sebanding dengan harga yang crossover menengah serba listrik IONIQ 5 sebesar 782 juta rupiah. IONIQ 5 merupakan model asing pertama yang diproduksi di dalam negeri dan dilengkapi dengan baterai buatan SK On Co. SK On merupakan produsen baterai asal Korea Selatan.

Pabrik Hyundai Motor di Cikarang, Jawa Barat, Indonesia (Courtesy of Hyundai Motor)
Pabrik Hyundai Motor di Cikarang, Jawa Barat, Indonesia (Courtesy of Hyundai Motor)

Di pabrik HMMI di Cikarang, Jawa Barat, pekerja perakitan dengan pakaian kerja hitam sibuk memasukkan baterai yang diproduksi oleh HLI Green Power di Indonesia ke Kona Electric untuk produksi percontohan.

Pabrik ini merupakan pabrik pertama Hyundai yang memiliki lini produksi lengkap di kawasan ASEAN. Dibangun di atas lahan seluas 777.000 meter persegi, pabrik ini mulai beroperasi pada Maret 2022.

HLI Green Power adalah perusahaan patungan sel baterai yang berbasis di Indonesia antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution Ltd.

Hyundai merupakan penjual kendaraan listrik terbesar di Indonesia, menguasai 43,8% pasar dengan penjualan 7.475 unit tahun lalu.

Namun, dalam hal total penjualan kendaraan, tahun lalu perusahaan ini menduduki peringkat kelima di negara ini, tertinggal di belakang Toyota, Honda, Suzuki, dan Mitsubishi.

Pada tahun 2023, Hyundai menjual 35.500 unit kendaraan di negara Asia Tenggara tersebut.

PERSAINGAN DARI PEMBUAT EV CINA

Di pasar kendaraan listrik, mereka menghadapi tantangan dari pendatang baru asal Tiongkok.

“Persaingan di pasar kendaraan listrik Indonesia semakin ketat setelah produsen mobil China seperti Chery Automobiles dan BYD Co. hadir,” kata Kim.

Selama pameran kendaraan listrik yang diadakan di Indonesia bulan lalu, BYD mengumumkan rencana untuk membangun pabrik perakitan otomotif di lahan sekitar 100 hektar di Kawasan Industri Subang Smartpolitan di Jawa Barat, lebih besar dari pabrik Hyundai di provinsi tersebut, Xinhua News melaporkan.

Peletakan batu pertama akan dilakukan pada bulan Juli dan diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2026, menurut outlet berita tersebut.

IONIQ 5 di pusat kota Jakarta
IONIQ 5 di pusat kota Jakarta

HMMI mempekerjakan sekitar 2.000 orang. Pabrik di Cikarang memproduksi kendaraan serbaguna Stargazer, crossover kompak Creta, SUV menengah Santa Fe, dan crossover menengah bertenaga listrik IONIQ 5 dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 150.000 unit.

Tingkat operasi pabrik meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 110,9% pada kuartal pertama tahun ini, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menandai tingkat operasi tertinggi yang pernah dicapai berkat permintaan lokal yang kuat dan pengiriman ke negara-negara tetangga.

HMMI telah menjual total 192.792 unit dalam lima bulan pertama tahun ini.

PUSAT PEMBUATAN

Perusahaan berencana untuk menggandakan kapasitas produksi pabriknya untuk mengubahnya menjadi basis manufaktur utama di Asia Tenggara.

Perusahaan mengirimkan 22.880 unit ke negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Timur Tengah, dan Afrika sejak awal tahun ini hingga Mei, naik 20,5% dari periode yang sama tahun lalu.

Hyundai bertaruh pada kawasan ASEAN, samudra biru bagi para produsen mobil, dengan jumlah penduduk 671,7 juta jiwa pada tahun 2022. Jumlah penduduk kawasan ini diproyeksikan akan mencapai 800 juta jiwa pada tahun 2050.

Bulan lalu, Chung Euisun, ketua Hyundai Motor Group yang membawahi Kia Corp. membahas kerja sama pada mobil berbahan bakar hidrogen dan kendaraan listrik dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto di Seoul.

Tulis ke Jung-Eun Shin di alamat email: newyearis@hankyung.com
Yeonhee Kim mengedit artikel ini



Sumber