Penurunan penjualan global menyoroti pentingnya memahami 'konsumen pertapa.'

PENURUNAN penjualan telah membebani industri jasa makanan global dalam beberapa tahun terakhir, yang oleh para ahli dikaitkan sebagian dengan munculnya “konsumen penyendiri.” Konsumen ini dikenal lebih suka melakukan aktivitas di rumah daripada makan di luar.

Menurut laporan dari Data Globalhanya terjadi peningkatan 3% dalam penjualan sektor jasa makanan sejak 2019, dengan total transaksi menurun sebesar 3%. Pendapatan dari penjualan di tempat juga turun sebesar 12% dibandingkan dengan 2019.

Namun, Juan Pisente Widjaja, Managing Partner di Gideon Consulting Group, menegaskan bahwa kasus berbeda terjadi di Indonesia, di mana faktor komunitas dapat menjadi kunci dalam mendorong konsumen pertapa untuk menikmati bersantap di luar.

“Yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha F&B di Indonesia adalah menawarkan pengalaman yang tidak hanya mengandalkan layanan makanan atau minuman di restoran atau kafe mereka,” tutur Juan. Ritel Asiamencatat bagaimana budaya komunal masih kuat di Indonesia.

Secara psikologis, orang Indonesia lebih suka melakukan aktivitas bersama-sama dengan teman atau keluarga daripada melakukannya sendiri.

Riset yang dilakukan Gideon Consulting Group pada tahun 2023 menunjukkan bahwa konsumen yang paling sering mengunjungi kafe atau restoran adalah mereka yang berasal dari kelas menengah ke atas.

Konsumen ini menunjukkan karakteristik seperti keinginan untuk mencoba produk-produk eksotis secara budaya, khususnya makanan dari negara lain. Hal ini mendorong mereka untuk mengharapkan keterlibatan pelanggan saat mengunjungi restoran atau kafe.

Menarik konsumen pertapa

Juan mengatakan, ada beberapa strategi yang dilakukan pelaku usaha F&B untuk menarik minat konsumen untuk bersantap di kafe atau restorannya. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menawarkan pengalaman hiburan di tempat makan.

Beberapa restoran atau kafe yang berhasil menggabungkan hiburan dengan layanan F&B antara lain kafe berkonsep papan permainan, Haidilao, Holy Wings, dan lain-lain.

“Contohnya, di Haidilao, ada atraksi membuat mi yang dilakukan oleh staf. Atraksi ini kemudian dibagikan di media sosial oleh pengunjung, sehingga menimbulkan FOMO (Fear of Missing Out). Hal ini membuat orang lain ingin mencobanya, bukan hanya karena rasa makanannya, tetapi juga karena pengalaman yang menyenangkan. Hal ini menyebabkan Haidilao mencapai apa yang diinginkan sebagian besar bisnis, yaitu rekomendasi publik gratis dari pelanggan,” katanya.

Juan mengatakan, selain menjadi daya tarik, pengalaman hiburan yang disediakan di restoran atau kafe tersebut memberikan nilai tambah, sehingga pengunjung ingin kembali lagi untuk menikmati pengalaman tersebut lebih dari sekadar menyantapnya.

Langkah kedua adalah menyediakan ruang yang ramah untuk berjejaring di tempat usaha. Juan mengatakan ada tren untuk menggunakan ruang privat, terutama di Jakarta. Restoran dan kafe dapat menyediakan ruang yang nyaman dan aman untuk acara berjejaring, sehingga menarik minat masyarakat untuk mengadakan pertemuan di sana.

Komunitas yang dimaksud adalah kelompok yang berkumpul berdasarkan kesamaan hobi, minat, pekerjaan, atau lokasi tempat tinggal yang berdekatan.

“Membangun hubungan dengan tokoh-tokoh penting di komunitas ini dapat membantu menarik lebih banyak pengunjung. Menyelenggarakan acara khusus untuk komunitas tertentu atau menawarkan penawaran khusus dapat menjadi strategi yang efektif untuk menarik mereka ke restoran atau kafe,” kata Juan.

Konsep yang unggul

Menggabungkan layanan hiburan dan F&B menjadi ciri khas Gameopoly, sebuah kafe berkonsep permainan papan di Tangerang, Jakarta.

Kevin Darmasaputra, salah satu pemilik dan manajer operasional Gameopoly, mengatakan konsep kafe permainan papan yang telah berjalan selama dua tahun ini menawarkan pengalaman unik yang menarik pelanggan untuk kembali.

“Awalnya, sebagai seseorang yang gemar cafe hopping, saya melihat banyak kafe yang hanya mementingkan estetika tanpa layanan tambahan untuk meningkatkan traffic. Berbekal latar belakang saya di bidang perhotelan dan kecintaan pasangan saya pada board game, kami menciptakan konsep board game ini untuk memberikan nilai tambah,” tutur Kevin. Ritel Asia.

Di Gameopoly, tidak hanya menyediakan permainan papan impor dan lokal, tetapi yang menjadi keunikan kafe ini adalah kehadiran Game Master yang merekomendasikan permainan, mengajarkan cara bermain kepada pengunjung, dan memberikan pengalaman yang berbeda. “Seiring berjalannya waktu, kami juga menambahkan produk dan layanan baru, yaitu Trading Card Games (TCG),” ungkapnya.

Sistem yang diterapkan di Gameopoly menawarkan tarif per jam bagi pengunjung untuk bermain board game, yaitu Rp13.000 (US$0,79) pada hari kerja dan Rp15.000 (US$0,91) pada akhir pekan. Pengunjung juga dapat bermain sepanjang hari tanpa batas dengan tarif Rp50.000 (US$3,04) pada hari kerja dan Rp55.000 (US$3,34) pada akhir pekan.

Layanan hiburan seperti permainan papan dan TCG yang ditawarkan di Gameopoly telah menarik minat komunitas pecinta anime seperti penggemar Pokémon dan OnePiece. Selain itu, program keanggotaan yang menawarkan hadiah seperti makanan atau minuman gratis setelah kunjungan kesepuluh membantu meningkatkan loyalitas pelanggan.

Selain menonjolkan hiburan dengan menyediakan permainan, Gameopoly juga menyajikan makanan dan minuman di kafe.

Kevin mengatakan mereka secara berkala memeriksa kualitas permainan dan makanan yang disediakan di kafe.

Kafe ini juga berusaha mengikuti tren kuliner terkini, seperti menyediakan sandwich ala Jepang yang sedang ngetren. Menariknya, di Gameopoly, pengunjung tidak perlu membeli makanan atau minuman saat bermain. “Mereka bisa datang hanya untuk bermain atau sekadar makan dan minum di sana,” kata Kevin.

Konsep yang memadukan hiburan dengan layanan F&B ini berdampak positif pada jumlah pengunjung kafe. “Awalnya, kami menempati ruko satu lantai dengan jumlah pengunjung maksimal 50 orang per hari. Kini, kami pindah ke ruko dua lantai yang lebih besar, yang dapat menampung 100-150 pengunjung per hari pada hari baik. Kami juga memiliki sistem reservasi, di mana ada kalanya kami tidak dapat menerima reservasi karena terlalu penuh,” tutur Kevin.

Dia mengatakan Ritel Asia Bahwa agar bisnis F&B bisa berkelanjutan, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menetapkan target pasar dan mengetahui cara menariknya.

Sementara itu, Juan menekankan pentingnya data dan branding. “Data dan branding membantu memahami keinginan dan kebutuhan serta lokasi yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan bisnis,” katanya.

Dengan menawarkan pengalaman hiburan yang unik, menyediakan ruang yang nyaman untuk berjejaring, dan membangun hubungan dengan komunitas, industri F&B dapat tetap relevan dan berkembang di tengah perubahan perilaku konsumen.



Sumber