ndonesia menghadapi rintangan besar untuk menjadi pemain utama dalam industri teknologi tinggi, bahkan di antara negara-negara anggota ASEAN. Negara ini tidak memiliki strategi yang koheren untuk mengembangkan fasilitas canggih, khususnya di bidang manufaktur semikonduktor.

Saat ini, persaingan investasi di Asia Tenggara semakin ketat, didorong oleh perusahaan-perusahaan teknologi global yang mencari lokasi manufaktur baru di tengah persaingan teknologi Amerika Serikat-Tiongkok yang sedang berlangsung.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto baru-baru ini menuduh Singapura dan Malaysia menggunakan kepedulian lingkungan dan sosial untuk menghambat ambisi industri Indonesia. Ia mengamati permasalahan peraturan telah mengalihkan investor ke Malaysia, sehingga mendorong Jakarta untuk memfokuskan kembali upayanya dalam menarik dan mempertahankan investasi.

Malaysia telah memainkan peran penting dalam rantai pasokan semikonduktor global, memberikan kontribusi sekitar 25 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dengan investasi besar dari perusahaan seperti Intel dan Nvidia.

Singapura, sebaliknya, menguasai 11 persen pasar semikonduktor global, menekankan peran pentingnya dalam manufaktur bernilai tinggi.

Pada bulan September 2023, Indonesia mengumumkan rencana untuk mengembangkan industri silika untuk memulai produksi semikonduktor di Pulau Rempang dekat Pulau Batam, dengan fokus pada produksi wafer silikon yang penting bagi semikonduktor.

Setiap Kamis

Baik Anda ingin memperluas wawasan atau terus mengetahui perkembangan terkini, “Viewpoint” adalah sumber sempurna bagi siapa pun yang ingin terlibat dengan isu-isu yang paling penting.

untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Buletin Lainnya

Namun negara ini menghadapi tantangan karena tidak adanya strategi pengembangan semikonduktor yang jelas, yang dapat menghambat kemampuannya untuk menarik investasi.

Sumber