TANA TORAJA, Indonesia — Tim penyelamat menemukan mayat seorang gadis berusia 3 tahun dan ibunya, korban terakhir yang masih hilang setelah tanah longsor menewaskan 20 orang di Pulau Sulawesi, Indonesia, kata pihak berwenang pada hari Selasa.

Medan yang curam dan berlumpur menghalangi masuknya alat berat, sehingga memaksa tim penyelamat menggali lumpur dengan peralatan genggam. Sedikitnya 20 petugas SAR dan puluhan warga ikut serta dalam pencarian tersebut.

Lumpur yang terlepas akibat hujan lebat mengguyur dari perbukitan di sekitarnya ke empat rumah pada hari Sabtu di desa Makale Selatan di kabupaten Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan, kata kepala polisi setempat Gunardi Mundu. Dia mengatakan, saat tanah longsor melanda, sedang diadakan acara kumpul keluarga di salah satu rumah.

Dua korban terakhir ditemukan pada Selasa sore saat hujan lebat terus berlanjut. Tim penyelamat membawa mereka, terbungkus dalam kantong jenazah berwarna oranye, melintasi lapangan yang gelap dan hujan dengan bantuan obor.

Puluhan tentara, polisi dan relawan bergabung dalam pencarian di desa-desa terpencil di lereng bukit Makale dan Makale Selatan, kata Mundu. Tim penyelamat Minggu pagi berhasil mengeluarkan dua orang yang terluka, termasuk seorang gadis berusia 8 tahun, dan membawa mereka ke rumah sakit.

Tana Toraja memiliki banyak tempat wisata populer, antara lain rumah adat dan patung kayu jenazah yang dikuburkan di dalam gua yang disebut tau-tau.

Hujan musiman sering menyebabkan tanah longsor dan banjir di Indonesia, rangkaian 17.000 pulau di mana jutaan orang tinggal di daerah pegunungan atau dataran banjir yang subur.

Sumber