Kolaborasi terkini mengenai sirkularitas tekstil di Indonesia menjadi landasan bagi pertumbuhan hijau
Sumber Gambar: sourcingjournal.com

Dalam acara Green Economy Expo di Jakarta Convention Center (JCC) pada 3 Juli 2024, Global Green Growth Institute (GGGI) Indonesia, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Politeknik Teknologi Tekstil Bandung (Politeknik STTT Bandung), dan PT Daur Langkah Bersama (Pable) menandatangani kesepakatan bersama yang bertujuan untuk memelihara keberlanjutan dalam industri tekstil Indonesia.

Menurut pernyataan dari Jakarta Convention Center, kerja sama ini berfokus pada pensponsoran pendekatan ekonomi sirkular di dalam sektor tekstil Indonesia, yang sejalan dengan prioritas dan tujuan Bappenas. Pada tahun 2023, industri tekstil melibatkan 3,98 juta orang dan menyumbang 5,84 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024.

Kementerian Luar Negeri Finlandia telah berjanji untuk mendukung GGGI Indonesia dalam kemitraannya dengan lembaga pemerintah besar dan inisiatif keberlanjutan seperti Pable, sebuah perusahaan yang berfokus pada daur ulang tekstil ke tekstil. Melalui Program Investasi Transisi Hijau (GTIP) GGGI Indonesia, kolaborasi ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah tekstil, mendukung solusi tekstil sirkular, menciptakan lapangan kerja hijau, dan melaksanakan program pelatihan.

Bappenas baru-baru ini merilis Peta Jalan Ekonomi Sirkular dan Rencana Aksi Nasional Indonesia, yang menyoroti pengelolaan limbah tekstil sebagai sektor prioritas. Priyanto Rohmattullah, Direktur Lingkungan Hidup di Bappenas, menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk menangani proyeksi 2,3 juta ton limbah tekstil tahunan Indonesia, yang diperkirakan meningkat hingga 70 persen tanpa gangguan. Pewarnaan tersebut tidak hanya bertujuan untuk menangani limbah tekstil tetapi juga untuk menumbuhkan ekosistem tekstil sirkular, yang terdiri dari skema keuangan dan pengembangan kapasitas bagi para pemangku kepentingan industri.

Kemitraan ini melibatkan Politeknik Teknologi Tekstil Bandung untuk meningkatkan program pendidikan dan pelatihan teknik dan kejuruan (TVET), mengembangkan keahlian dalam teknik daur ulang tekstil, dan memperluas kesempatan kerja.

Yorkie Sutaryo, GTIP Indonesia Lead GGGI Indonesia, menyoroti tujuan jangka panjang program ini untuk menopang bisnis lokal dalam mengakses pasar dengan standar keberlanjutan yang ketat.

Yang penting bagi upaya GTIP adalah Pable, yang berfokus pada metode daur ulang tekstil ke tekstil. Aryenda Atma, Pendiri dan CEO Pable, berbagi optimisme tentang praktik berkelanjutan yang berkembang di dalam sektor daur ulang tekstil Indonesia, memanfaatkan kemitraan untuk mengakses pasar terbaru dan meningkatkan manfaat sosial-ekonomi.

Kemitraan di bawah GTIP akan memungkinkan Pable untuk mendapatkan keuntungan dari transfer teknologi yang dibantu oleh Kementerian Luar Negeri Finlandia, yang selanjutnya mempromosikan kemampuannya dalam mengubah limbah tekstil menjadi produk daur ulang untuk pasar domestik dan global.



Sumber