Penambangan nikel di pulau Halmahera yang terpencil di Indonesia mengancam produksi pangan bagi suku asli Sawai. Penambangan tersebut mencemari air, merusak tanah, dan membunuh populasi ikan.

Nikel merupakan komponen penting untuk baterai lithium-ion yang digunakan dalam teknologi energi terbarukan dan kendaraan listrik. Permintaan global telah membawa perubahan mendasar pada kehidupan masyarakat di sini.

Lokasi penambangan di Kawasan Industri Weda Bay telah merusak terumbu karang di sepanjang garis pantai. Banyak penduduk setempat terpaksa menjual tanah mereka karena tekanan finansial.

Dan keadaan kemungkinan akan bertambah buruk. Lokasi penambangan akan tumbuh tiga kali lipat dalam beberapa tahun mendatang, dengan banyaknya perusahaan internasional yang ingin berinvestasi.

“Nikel itu lama-kelamaan akan habis,” kata anggota DPRD setempat Sakir Ahmad. “Kemudian kita harus mengembangkan semua lokasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jadi, dengan memanfaatkan keuntungan dari nikel, harus ada anggaran yang lebih besar untuk sektor pendidikan. Anak-anak di daerah kita harus mendapatkan pendidikan yang lebih baik.”

Koreksi, 2 Juli 2024: Video ini memiliki ejaan nama aktivis Mardani Legayelol yang salah. DW meminta maaf atas kesalahan tersebut.

Sumber