Jakarta. Tingkat inflasi tahunan Indonesia melambat menjadi 2,51 persen pada bulan Juni 2024, terutama didorong oleh penurunan harga makanan, minuman, dan tembakau, kata Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari Senin.

Indeks harga konsumen (IHK) Indonesia menurun menjadi 106,28 pada Juni 2024 dari 106,37 pada Mei 2024, menandai deflasi kedua tahun ini.

“Deflasi bulan Juni 2024 merupakan deflasi kedua yang tercatat pada tahun 2024,” kata Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi saat konferensi pers di kantor BPS.

Penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami penurunan sebesar 0,49 persen dan menyumbang deflasi keseluruhan sebesar 0,14 persen pada bulan Juni.

Komponen harga yang fluktuatif menjadi pendorong deflasi sebesar 0,08 persen, sehingga mengalami deflasi sebesar 0,98 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,16 persen. Komoditi utama pada kelompok ini antara lain bawang merah, tomat, dan daging ayam broiler. Pada bulan Januari hingga Juni 2024, komoditas pada kelompok harga yang bergejolak kerap menyumbang inflasi.

“Perhiasan emas dan rokok kretek mesin menjadi penyumbang utama inflasi selama enam bulan berturut-turut (Januari-Juni 2024),” imbuh Imam.

Komponen inti mengalami tingkat inflasi sebesar 0,1 persen, yang berkontribusi sebesar 0,06 persen terhadap angka keseluruhan, dengan kontribusi signifikan dari perhiasan emas dan kopi bubuk. Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami tingkat inflasi sebesar 0,12 persen, yang berkontribusi sebesar 0,02 persen, dengan rokok kretek mesin dan tiket pesawat menjadi kontributor dominan.

Tag: Kata Kunci:

Sumber