Foto arsip Museum Subak Mandala Mathika Tabanan Menjadi Museum Bertenaga Energi Hijau Pertama di Indonesia

Museum Subak Mandala Mathika Tabanan, Bali, telah menorehkan prestasi gemilang dengan menjadi museum pertama di Indonesia yang sepenuhnya menggunakan energi hijau. Pencapaian signifikan ini terwujud melalui kerja sama antara Museum Subak dan PT PLN (Persero), yang melibatkan penggunaan listrik ramah lingkungan melalui layanan Sertifikat Energi Terbarukan (REC), sebanyak 200 unit atau 200 Megawatt Hours (MWh).

growatt_di_bulan_april

Serah terima resmi REC dilakukan oleh Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bali Selatan, I Putu Kariana kepada Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bali Penida, Muhammad Noor yang mewakili pengelola Museum Subak Mandala Mathika, pada Selasa, 25 Juni.

jinko

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menekankan pentingnya layanan REC yang memudahkan pelanggan mengakses Energi Terbarukan (EBT) secara transparan, akuntabel, dan diakui secara global. Setiap sertifikat REC memverifikasi bahwa listrik yang dikonsumsi pelanggan berasal dari pembangkit EBT.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif Museum Subak yang merupakan simbol ilmu pengetahuan dan budaya Indonesia, khususnya di Bali, untuk merangkul REC. Sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia, PLN berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi Museum Subak, khususnya melalui listrik hijau yang disediakan oleh REC,” kata Darmawan.

Darmawan menegaskan, kerja sama ini menjadi langkah krusial dalam upaya mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. PLN berkomitmen mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk turut aktif mengurangi emisi karbon, dengan layanan REC menjadi salah satu komponen utama upaya tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt) Manajer Umum PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Patar Situmorang, menegaskan kembali kesiapan PLN untuk menyediakan listrik yang andal dan ramah lingkungan di tengah dorongan global untuk dekarbonisasi. Layanan REC bertujuan untuk menyederhanakan proses bagi pelanggan untuk menggunakan energi hijau.

“Dengan memanfaatkan fasilitas REC dari PLN, pelanggan dapat memastikan aktivitas harian mereka menggunakan energi ramah lingkungan, berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, dan berdampak positif terhadap lingkungan dan iklim,” jelas Situmorang.

Muhammad Noor, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bali Penida, menyatakan bahwa kolaborasi REC merupakan bagian dari tujuan jangka panjang museum untuk menjadi institusi yang ramah lingkungan.

“Dengan diterimanya Sertifikat REC dari PLN, konsumsi listrik kami dipastikan bersumber dari energi terbarukan. Hal ini menunjukkan komitmen kami terhadap keberlanjutan lingkungan dan menjadi contoh bagi masyarakat,” kata Noor.

Noor menegaskan, Sertifikat REC ini semakin memperkuat peran Museum Subak Mandala Mathika sebagai pusat pendidikan dan pelestarian budaya sekaligus mendorong gerakan energi bersih dan keberlanjutan di Indonesia, khususnya Bali.

“Dengan dukungan dari pemerintah daerah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan, Museum Subak Mandala Mathika berkomitmen untuk mengembangkan program yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan mendorong penggunaan energi terbarukan,” tambah Noor.

Noor juga menyampaikan harapan bahwa langkah proaktif museum akan menginspirasi lembaga lain di Bali dan di seluruh Indonesia untuk bergabung dalam gerakan energi bersih, mendorong perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat luas di masa mendatang.

Sumber