Pihak berwenang di Indonesia telah melakukan pembatasan terhadap perjudian online ilegal “menghisap darah rakyat hingga kering” menurut salah satu pejabat pemerintah.

Menteri Komunikasi Budi Arie Setiadi membenarkan adanya pembersihan lebih dari 2 juta situs web yang menawarkan layanan taruhan ilegal, yang konon dioperasikan dari Kamboja.

Di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, perjudian dilarang sama sekali, baik online maupun tidak, namun meskipun ada larangan, lebih dari 3 juta orang Indonesia dilaporkan terlibat dalam taruhan online tahun lalu. Kegiatan ini diperkirakan bernilai hampir $20 miliar, sekitar 1,5% PDB, menurut data pemerintah.

“Kami melancarkan perang universal melawan perjudian online,” kata Menteri Budi Reuters.

“Perjudian online sangat memprihatinkan, menyedot darah banyak orang,” katanya, seraya menambahkan bahwa penderitaan ini tidak hanya berdampak pada keuangan keluarga, namun juga berdampak buruk pada urusan rumah tangga lainnya.

“Ini hanyalah fenomena puncak gunung es.”

Presiden Joko Widodo juga berperan penting dalam tindakan keras terhadap aktivitas perjudian, dengan ia menggunakan berbagai platform media sosial untuk menjadi headline kampanye tersebut.

“Jangan berjudi, baik offline maupun online. Mending rejeki, punya uang, ditabung atau dijadikan modal usaha,” pintanya.

Widodo, siapa yang akan memberi jalan pemilihan presiden Prabu Subianto pada bulan Oktober, desak seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat untuk “saling mengawasi, dan juga melaporkan jika ada indikasi perjudian online”, meski mengakui sulitnya memberantas perjudian karena “sifatnya lintas batas”.

Banyaknya insiden terkait perjudian

Masalah ini merupakan salah satu masalah yang menonjol di Indonesia menyusul serangkaian insiden yang terkait langsung dengan aktivitas perjudian, dan menarik banyak perhatian publik.

Minggu lalu, seorang polisi wanita Indonesia di provinsi Jawa Timur membakar suaminya karena dilaporkan kecanduan judi yang menurutnya menyebabkan kesulitan keuangan yang serius. Dalam kasus lain, seorang perwira militer dikatakan bunuh diri karena terlilit hutang dalam jumlah besar karena berjudi.

Dalam beberapa hari terakhir, seorang pejabat militer di Sulawesi Selatan mengaku menggelapkan dana unitnya sebesar 876 juta rupiah (53.200 USD) untuk digunakan dalam aktivitas perjudian online. Agus Subiyanto, Panglima TNI, telah berkomitmen untuk “menindak tegas” terhadap siapa pun yang terlibat dalam perjudian online.

Pemerintah Indonesia telah membentuk satuan tugas multi-lembaga, bekerja sama dengan Interpol, untuk memperkuat pertahanannya terhadap perjudian online. Pihak berwenang telah menyita ribuan rekening bank namun besarnya masalah ini terlihat jelas dari hosting sebagian besar server (yang digunakan oleh situs web) di Kamboja, di mana ribuan warga Indonesia dikatakan bekerja untuk berkontribusi pada operasi tersebut, namun hal ini khususnya klaim tersebut tidak dibuktikan oleh Menteri Budi

Para ekonom telah menguraikan bagaimana aktivitas perjudian di negara Asia berdampak pada produktivitas jangka panjang dan menjebak masyarakat dalam kemiskinan, terutama mereka yang berpenghasilan rendah, sementara para pejabat menyalahkan masalah perjudian sebagai penyebab meningkatnya angka perceraian dan meningkatnya kejahatan.

Kredit gambar: Pixabay/Pexels



Sumber