Apa yang terjadi di sini?

Rupiah Indonesia telah jatuh ke titik terendah dalam empat tahun, diperdagangkan pada 16,445.0 per dolar karena sikap tegas Bank Sentral AS terhadap kebijakan moneternya dikombinasikan dengan tekanan ekonomi dalam negeri.

Apa artinya ini?

Pendekatan 'lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama' yang terus-menerus dilakukan oleh Federal Reserve AS minat suku bunga sedang mengguncang mata uang Asia yang sedang berkembang, dengan rupiah anjlok hingga 0,5% dalam satu hari – penurunan harian tertajam dalam lebih dari seminggu. Di dalam negeri, meningkatnya permintaan valuta asing oleh perusahaan lokal dan ketidakpastian seputar rencana fiskal Indonesia menambah panasnya situasi. Investor kini mengamati data harga AS mendatang yang dapat memengaruhi ekspektasi penurunan suku bunga di masa mendatang. kecenderungan tidak terisolasi: won Korea Selatan turun 0,2% dan dolar Taiwan tergelincir 0,3%.

Mengapa saya harus peduli?

Untuk pasar: Tekanan meningkat pada mata uang regional.

Indeks dolar AS merayap lebih tinggi ke level 105,660, menambah tekanan pada mata uang negara-negara emerging market. Respons regional bervariasi: di Korea, bank sentral dengan cermat memantau risiko pasar, sementara di Filipina, peso tetap datar menjelang pertemuan bank sentral. Para analis memperingatkan bahwa sinyal dovish dari bank sentral Filipina dapat semakin mendepresiasi peso.

Gambar yang lebih besar: Pasar negara berkembang menjadi sorotan.

Kebijakan-kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) berdampak secara global dan berdampak buruk pada pasar negara berkembang. Ketika baht Thailand dan mata uang lainnya menunjukkan penurunan, hal berbeda terjadi pada ekuitas. Saham Thailand naik 0,2%, dan saham Jakarta naik 0,54%. Saham Taiwan melonjak berkat reli teknologi AS yang dipimpin oleh Nvidia, yang menggarisbawahi beragam dampak kebijakan moneter AS dan keterhubungan pasar global.

Sumber