JAKARTA: Badan bulu tangkis pada hari Selasa (2 Juli) mengumumkan “kajian menyeluruh” menyusul meninggalnya seorang remaja berbakat Tiongkok yang pingsan saat bertanding.

Zhang Zhijie yang berusia tujuh belas tahun sedang bermain di Kejuaraan Junior Asia di Yogyakarta pada hari Minggu ketika ia tiba-tiba terjatuh ke lantai.

Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan Badminton Asia mengatakan ia segera dilarikan ke rumah sakit tetapi meninggal malam itu karena mengalami serangan jantung.

Namun, ada pertanyaan tentang respons medis di tempat tersebut.

Rekaman menunjukkan butuh waktu 40 detik sejak Zhang pingsan hingga bantuan datang ke lapangan.

“Kami mengambil semua langkah yang diperlukan untuk meninjau masalah ini secara menyeluruh dengan berkonsultasi dengan Badminton Asia dan Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI),” kata badan pengurus Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara PBSI pada hari Senin menyalahkan wasit atas tanggapan darurat yang ragu-ragu dan mengatakan bahwa sebagai tuan rumah, mereka hanya mematuhi aturan BWF.

“Setelah peninjauan kami selesai, kami akan menentukan apakah aspek tertentu dari pedoman ini perlu diubah,” tambah BWF.

Pihaknya juga menunggu laporan resmi dari Badminton Asia dan panitia penyelenggara setempat “untuk menilai apakah prosedur medis yang benar telah diikuti dalam memberikan pertolongan kepada Zhang saat ia terjatuh ke lapangan”.

Legenda bulu tangkis Lee Chong Wei pada Selasa pagi menyerukan perubahan jadwal untuk memberi pemain lebih banyak waktu untuk pulih.

Lee yang sudah pensiun, peraih medali perak Olimpiade tiga kali, mengatakan kepada surat kabar The Star di Malaysia bahwa kematian mengejutkan Zhang seharusnya menjadi peringatan bagi olahraga tersebut.

Ia mengatakan bahwa tim medis perlu “lebih waspada” dan meminta BWF untuk “meninjau jadwal pertandingan dan turnamen mereka”.

“Dia tampak lelah dan menyedihkan menerima kenyataan bahwa pemain terbaik masa depan China telah tiada,” kata Lee.

“Media pemerintah China juga mempertanyakan respons darurat tersebut. – The Jakarta Post/ANN

Sumber