Jakarta (ANTARA) – Badan Pembangunan Internasional Indonesia (Indonesian AID) mengonfirmasi bahwa hibah vaksin polio oral bivalen produksi Indonesia telah menjangkau 8,6 juta anak di Afghanistan.

Ketua AID Indonesia Tormarbulang Lumbantobing menyatakan bahwa hibah vaksin mencerminkan komitmen Indonesia untuk melindungi hak dan masa depan anak-anak di mana pun mereka berada, termasuk di Afghanistan, dengan mengimunisasi mereka terhadap polio.

“Indonesia termasuk negara penghasil vaksin polio yang reputasinya diakui dunia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa.

Ia mengatakan, Pemerintah Afghanistan telah melaksanakan kampanye vaksinasi polio nasional yang mencakup lebih dari 11,4 juta anak di 32 provinsi sejak April hingga Mei. Sebanyak 76 persen vaksin yang digunakan dalam kampanye nasional tersebut adalah vaksin buatan Indonesia.

Lumbantobing mengatakan, penyaluran hibah vaksin polio itu berkerja sama dengan Badan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).

Ia menyoroti urgensi program tersebut karena Afghanistan merupakan satu dari dua negara di dunia yang penyakit polionya masih tergolong endemik. Pakistan merupakan negara lain yang berstatus endemik polio.

Ia juga menyoroti tantangan dalam kampanye vaksinasi polio di Afghanistan, termasuk pembatasan pasokan vaksin, kualitas infrastruktur sanitasi dan kesehatan, serta respons sosial.

Hibah vaksin kepada Afghanistan diharapkan dapat mempromosikan obat-obatan berkualitas buatan Indonesia, seperti vaksin polio yang diproduksi oleh perusahaan farmasi negara Bio Farma, ke pasar global.

Langkah ini juga mencerminkan kemampuan Indonesia untuk mendukung dan memenuhi permintaan badan-badan PBB dalam melaksanakan program peningkatan kualitas kesehatan atau mitigasi wabah di negara-negara atau kawasan yang membutuhkan, kata Lumbantobing.

Berita Terkait: Indonesia kirim 10 juta vaksin polio ke Afghanistan
Berita Terkait: Cakupan imunisasi polio mencapai 76,9 persen pada hari keempat

Penerjemah: Imamatul Silfia, Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024

Sumber