Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya membatalkan (cancel culture) telah menggeser keseimbangan dari kelompok berkuasa ke kelompok massa, dan menempatkan kelompok “tak tersentuh” di kursi panas. Namun hal ini lebih rumit dari itu, dan jauh dari sempurna.

Yang terbaik, ini merupakan alat efektif yang terkadang digunakan untuk “menjatuhkan” pihak yang berkuasa, kaya, dan populer. Namun yang terburuk, hal ini menghancurkan kehidupan banyak orang hanya karena sebuah kesalahan sederhana, yang dibesar-besarkan oleh sekelompok orang yang menganggap pendapat mereka paling penting.

Selain itu, karena budaya pembatalan terus mendefinisikan ulang apa yang boleh dan tidak boleh diterima, pembatalan menjadi semakin sulit untuk dihindari. Dan ketika media kita mengubah percikan apa pun menjadi api, siapa pun bisa menjadi sasarannya.

Apa jadinya jika kita melakukan kesalahan?

Meskipun pembatalan persidangan merupakan hal yang sangat umum, namun konsekuensinya kurang diketahui, karena para korban menghadapi konsekuensi sosial, finansial, dan mental yang jauh lebih besar daripada kesalahan mereka.

  • Apakah persepsi publik bisa berubah setelah seseorang dicopot?
  • Apakah pembatalan budaya sudah keterlaluan?
  • Apa bedanya dengan penindasan di internet?

Jelajahi komplikasi dan konsekuensi dari budaya pembatalan, dan apa yang perlu kita lakukan untuk menciptakan masyarakat yang lebih pemaaf, dalam episode terbaru dari acara ini. Lensa yang Berbeda.

Source link
1712294847