Umat ​​​​Kristen Indonesia menghadiri kebaktian Malam Natal di sebuah gereja di Surabaya pada 24 Desember 2016;  Umat ​​​​Muslim mengambil bagian dalam salat subuh untuk merayakan Idul Fitri, menandai berakhirnya Ramadhan, di Bogor pada 21 April 2023. (Foto oleh Juni Kriswanto dan Aditya Aji, keduanya AFP via Getty Images)
Umat ​​​​Kristen Indonesia menghadiri kebaktian Malam Natal di sebuah gereja di Surabaya pada 24 Desember 2016; Umat ​​​​Muslim mengambil bagian dalam salat subuh untuk merayakan Idul Fitri, menandai berakhirnya Ramadhan, di Bogor pada 21 April 2023. (Foto oleh Juni Kriswanto dan Aditya Aji, keduanya AFP via Getty Images)

Indonesia adalah rumah bagi umat Islam yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan negara lain, namun Indonesia juga mempunyai populasi umat Kristen yang besar. Pluralisme agama di negara ini kembali menjadi sorotan setelah terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden baru-baru ini. Prabowo sebelumnya mendapat dukungan dari kelompok Muslim yang konservatif secara agama.

Menjelang dimulainya era Prabowo, berikut lima fakta tentang Muslim dan Kristen di Indonesia, berdasarkan statistik pemerintah Indonesia, studi terbaru Pew Research Center, dan sumber lainnya.

Indonesia adalah sekitar 87% Muslim dan 11% Kristen. Sekitar 242 juta Muslim dan 29 juta Kristen tinggal di Indonesia, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Agama pada tahun 2022. Sisa penduduk Indonesia sebagian besar menganut agama Hindu, Buddha, atau Konghucu.

Umat ​​​​Kristen di Indonesia tersebar dan menjadi mayoritas di banyak provinsi dengan jumlah penduduk paling sedikit di negara ini. Misalnya, enam provinsi di pulau Papua di ujung timur Indonesia memiliki 2% dari keseluruhan populasi negara tersebut, namun 15% dari populasi Kristen di negara tersebut. Meskipun umat Kristen merupakan jumlah penduduk yang relatif kecil di Indonesia, persentase mereka yang menduduki pejabat terpilih lebih besar. Sekitar 15% perwakilan ke Dewan Perwakilan Rakyatyang dikenal sebagai DPR, beragama Kristen, menurut profil resmi pemerintah dari tahun 2023.

Muslim dan Kristen di Indonesia tidak sepakat mengenai pentingnya Islam bagi identitas Indonesia. Mayoritas umat Islam (86%) mengatakan bahwa menjadi Muslim sangatlah penting menjadi orang Indonesia sejatimenurut kami Survei tahun 2022 di Asia Selatan dan Tenggara. Sebaliknya, 21% umat Kristen mengatakan menjadi Muslim adalah kunci untuk menjadi orang Indonesia sejati. Hampir dua pertiga (64%) umat Islam juga mendukung hal ini menjadikan syariah sebagai hukum resmi negara. (Untuk informasi lebih lanjut tentang agama dan identitas nasional di seluruh dunia, baca “Bahasa dan Tradisi Dianggap Penting bagi Identitas Nasional.”)

Diagram batang yang berbeda menunjukkan bahwa umat Islam lebih cenderung memandang Islam sebagai hal mendasar bagi identitas nasional Indonesia dibandingkan umat Kristen.

Baik umat Muslim maupun Kristen cenderung memandang keberagaman agama sebagai sesuatu yang bermanfaat dibandingkan merugikan. Sangat sedikit anggota dari kedua kelompok agama tersebut (masing-masing 6%) yang mengatakan bahwa memiliki perpaduan agama, etnis, dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling unggul dalam hal ini. lebih buruk tempat tinggal. Namun umat Kristen lebih cenderung merasakan hal tersebut dibandingkan umat Islam keberagaman menjadikan negara ini lebih baik (67% vs. 49%). Sebagian besar umat Islam (43%) mengatakan keberagaman agama, etnis dan budaya tidak ada bedanya.

Demikian pula, mayoritas umat Kristen (84%) mengatakan bahwa mereka akan melakukan hal yang sama bersedia menerima Umat ​​Hindu sebagai tetangga, dibandingkan dengan dua pertiga umat Islam.

Diagram batang menunjukkan bahwa dua pertiga umat Kristen mengatakan keberagaman agama membuat Indonesia menjadi tempat hidup yang lebih baik.

Masyarakat Indonesia yang menganut kedua agama tersebut umumnya lebih menyukai bentuk pemerintahan demokratis. Di kami survei tahun 2022, kami meminta masyarakat Indonesia untuk memilih antara “bentuk pemerintahan demokratis” atau “pemimpin yang kuat” sebagai pilihan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan negara mereka. Di antara umat Islam dan Kristen, 85% lebih memilih bentuk pemerintahan demokratis. Mayoritas umat Islam (76%) dan Kristen (71%) percaya bahwa masyarakat harus bisa mengkritik pemerintah secara terbuka jika mereka tidak setuju dengan tindakan pemerintah.

Indonesia secara resmi mendukung kebebasan beragama – namun juga mengaturnya dengan ketat. Konstitusi negara ini menjamin hak masyarakat Indonesia untuk memilih agama mereka sendiri dan kebebasan untuk beribadah sesuai dengan keyakinan mereka sendiri. Pada saat yang sama, konstitusi dan filosofi negara “Pancasila” memajukan iman “dalam Tuhan Yang Maha Esa.” Setiap orang dewasa Indonesia harus mencantumkan agama pada kartu tanda penduduknya. “Tidak beragama” bukanlah pilihan yang tersedia. Orang Indonesia yang mengosongkan kolom ini atau memilih agama selain enam agama yang disebutkan di Indonesia UU Penodaan Agama (Muslim, Protestan, Katolik, Budha, Hindu atau Konghucu) mungkin punya kesulitan mengakses layanan pemerintah dan keuangan.

Menurut pemberitaan, pemerintah daerah di Indonesia sudah menghentikan pembangunannya atau memerintahkan pembongkaran rumah ibadah bagi agama minoritas, dan a keputusan Mahkamah Agung baru-baru ini meminta pengadilan yang lebih rendah untuk mematuhi undang-undang tahun 1974 yang melarang pernikahan beda agama. Selain itu, Indonesia juga telah menerapkan undang-undang anti-penodaan agama terhadap warga negaranya, termasuk Mantan Gubernur Jakarta.

Di Pew Research Center laporan terbaru menelusuri tingkat pembatasan agama secara global, Indonesia berada pada peringkat “sangat tinggi” dalam kategori pembatasan agama yang dilakukan pemerintah.

Source link
1711944806