Indonesia bisa menjadi pasar teh herbal terbesar di Asia Tenggara dalam satu atau dua tahun, kata Wanglaoji

Dimiliki oleh Industri Kesehatan Wanglaoji Guangzhou, Wanglaoji terkenal dengan “teh pendingin” herbal kalengan dan botolan yang dikemas dalam kemasan merah, meskipun ada juga seri lain seperti minuman vitamin C Ciningji dan jus kelapa yang diluncurkan dengan merek tersebut.

Di luar Tiongkok, produk tersebut dijual di Asia Tenggara, Australia, Amerika Utara, dan Eropa.

Sebagai bagian dari rencana internasionalisasinya, merek tersebut berencana membangun 56 museum teh herbal untuk menyebarkan filosofi kesehatan Timur dan baru-baru ini menandatangani kontrak untuk mendirikan salah satu museum tersebut di Bangkok.

Wanglaoji mengatakan kawasan Asia Tenggara adalah pasar luar negeri yang penting.

Di antara negara-negara tersebut, Myanmar, Laos, dan Kamboja adalah tiga pasar merek teratas di kawasan ini. Produknya dijual di supermarket, toko serba ada, dan layanan makanan dll.

Namun, Indonesia dengan cepat mengejar ketertinggalannya, ungkap perusahaan tersebut.

“Saat ini, tiga pasar teratas Wanglaoji di Asia Tenggara adalah Myanmar, Laos, dan Kamboja. Namun, Indonesia berkembang pesat dan berpotensi menjadi pasar terbesar dalam hal penjualan di Asia Tenggara dalam satu atau dua tahun ke depan,” kata perusahaan itu.

Perusahaan menjelaskan alasan pendorong konsumsi antara lain cuaca panas di wilayah tersebut, kesamaan kebiasaan hidup, dan letak geografis yang dekat sehingga memungkinkan perusahaan lebih baik dalam melakukan penetrasi pasar dan melakukan aktivitas pemasaran.

Di Indonesia, produk herbal seperti jamu jamu yang terbuat dari akar kunyit, jahe, memiliki sejarah yang panjang dan biasa dikonsumsi untuk anti inflamasi.

Sumber