“Kalau syarat administratifnya bisa dipenuhi, saya kira Kaesang salah satu tokoh yang bisa kita nominasikan (untuk Pilgub Jakarta). Menurut saya, dia sosok yang sangat baik,” kata Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana, pada 27 Maret lalu.
Undang-undang Pilkada tahun 2016 mewajibkan calon gubernur dan wakil gubernur berusia minimal 30 tahun, sedangkan calon walikota dan wakil walikota, serta bupati dan wakil bupati, harus berusia minimal 25 tahun. 27 November, namun Kaesang baru akan menginjak usia 30 pada bulan Desember.
‘Kecurigaan yang masuk akal’
Di media sosial, gagasan PSI dengan cepat memicu kontroversi karena sejumlah pihak khawatir undang-undang akan dibengkokkan demi membuka jalan bagi pencalonan Kaesang.
Dalam keputusan yang kontroversial, pengadilan membuat pengecualian terhadap persyaratan usia minimum 40 tahun, yang memungkinkan kandidat yang lebih muda untuk mencalonkan diri selama mereka telah terpilih untuk jabatan lain. Hal ini membuka jalan bagi Gibran, Wali Kota Solo, untuk bergabung dalam kampanye Prabowo.
![Prabowo Subianto (left) and running mate Gibran Rakabuming Raka, the eldest son of Indonesian President Joko Widodo in Jakarta, Indonesia, on February 14. Photo: Reuters](https://cdn.i-scmp.com/sites/default/files/d8/images/canvas/2024/04/02/fb8b394d-7eab-4c91-9278-01fe8756843a_ac707f82.jpg)
“Sepertinya ada niat busuk (di sini). Kaesang jelas belum cukup umur, PSI malah ingin mencalonkannya sebagai Gubernur Jakarta. Kita perlu menantikan trik apa yang akan mereka gunakan untuk menjadikan Kaesang calon gubernur Jakarta. Apakah mereka akan menggunakan (Mahkamah Konstitusi) juga?” pengguna @StefanAntonio__ bertanya di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
“Apa yang dilakukannya (Jokowi) selama ini sudah sangat vulgar, demi terpilihnya putranya sebagai wakil presiden. Jadi kalau Kaesang maju (Pilgub DKI), pasti Jokowi akan mendukungnya dengan sepenuh hati,” kata Firman menyebut Widodo dengan sapaan populernya.
![Indonesian President Joko Widodo has been accused of meddling in the February presidential election. Photo: Reuters](https://cdn.i-scmp.com/sites/default/files/d8/images/canvas/2024/04/02/8221eb5b-1e7f-459a-9a43-585b5ea06151_f60200c9.jpg)
Arya Fernandes, peneliti politik di Pusat Kajian Strategis dan Internasional Indonesia, mengatakan kekhawatiran masyarakat “beralasan” dan kemungkinan pengadilan mengubah undang-undang yang mengizinkan kandidat di bawah usia 30 tahun untuk ikut serta dalam pemilihan gubernur jika mereka adalah pemimpin suatu partai politik. partai tidak bisa dikesampingkan.
“Tetapi ada preseden mengenai hal ini. Pada tahun 2019, seorang kader PSI bernama Faldo Maldini mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mengubah persyaratan usia karena ia mencalonkan diri pada Pilgub Sumbar, padahal usianya di bawah 30 tahun. Pengadilan menolak permohonan tersebut, ”kata Arya.
“Jadi menurut saya dengan situasi pasca pemilu presiden seperti ini, pengadilan akan sangat berhati-hati. Jika pengadilan tiba-tiba mengabulkannya sekarang, meskipun ada presedennya, masyarakat akan mempertanyakannya.”
Arya mengatakan potensi pencalonan Kaesang menggarisbawahi tren dinasti politik dalam keluarga Widodo, dengan anggota lain dilaporkan diperkirakan akan ikut serta dalam pemilihan kepala daerah.
Istri Kaesang, Erina Gudono, berpeluang mencalonkan diri dalam pemilihan bupati Sleman, sementara menantu Widodo dan Wali Kota Medan Bobby Nasution telah mengisyaratkan niatnya untuk ikut dalam pemilihan gubernur Sumut.
![Kaesang Pangarep, son of Indonesian President Joko Widodo, was known more as an entrepreneur before becoming PSI chairman: Photo YouTube/Kaesang](https://cdn.i-scmp.com/sites/default/files/d8/images/canvas/2024/04/02/22f289f9-2f91-4248-a3ba-5e37a9fe3f92_53d4785d.jpg)
Para analis mengatakan masuk akal bagi Widodo untuk mendukung Kaesang untuk memimpin Jakarta karena kota ini tetap menjadi pusat kekuasaan yang strategis, meskipun pemerintahannya saat ini sedang berupaya membangun ibu kota baru dari awal di Kalimantan.
“Jakarta masih menjadi barometer politik nasional. Secara historis, gubernur Jakarta akan menjadi kontestan pemilu presiden,” kata Arya mencontohkan Widodo dan Anies. Anies menjabat Gubernur Jakarta pada 2017 hingga 2022.
Namun, Firman berpendapat bahwa para pemilih di Jakarta “lebih rasional dan menuntut” dibandingkan pemilih di daerah lain, dan bahwa Kaesang “bukan sosok yang mudah dipasarkan” di ibu kota karena kurangnya pengalaman politiknya.
“Secara umum, basis pendukung yang meyakini Gubernur Jakarta harus seperti Anies masih sangat kuat, dan Kaesang belum termasuk dalam kategori itu,” ujarnya.
Dalam pemilu tahun ini, Partai Keadilan Sejahtera, sebuah partai Islam nasionalis yang mendukung pencalonan Anies sebagai presiden dan pencalonan gubernur Jakarta pada tahun 2017, menang di Jakarta dengan lebih dari 1 juta suara, lebih banyak dibandingkan partai mana pun.
Source link
1712107190