Rencana kewarganegaraan ganda Indonesia mendapat dukungan dari diasporanya

JAKARTA (Bloomberg): Rencana Indonesia untuk memungkinkan kewarganegaraan ganda mendapatkan perhatian, dengan kelompok-kelompok yang mewakili para migran mengatakan mereka akan terbuka untuk kembali ke negara tersebut.

Pemerintah mengadakan pertemuan pada awal bulan Mei dengan asosiasi yang mewakili masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri dan keluarga dengan kewarganegaraan campuran untuk mengumpulkan masukan mengenai rencana tersebut, menurut undangan yang dilihat oleh Bloomberg dan dikonfirmasi oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dalam pertemuan tersebut, kelompok-kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka ingin kembali jika mereka bisa mendapatkan kewarganegaraan ganda, karena hal itu akan memudahkan mereka mendapatkan pekerjaan, membuka usaha, dan memiliki properti.

Cahyo Rahadian Muzhar, direktur jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, membenarkan pertemuan tersebut dan mengatakan bahwa pemerintah juga sedang mendiskusikan cara-cara alternatif untuk menarik warga negara Indonesia di luar negeri agar kembali ke negaranya, termasuk dengan memperluas jalur yang lebih mudah bagi anak-anak yang lahir dari orang tua berkewarganegaraan campuran untuk mendapatkan kembali kewarganegaraannya. kewarganegaraan.

Pertemuan tersebut berlangsung hanya beberapa hari setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan mengatakan pemerintah akan “segera” memberikan kewarganegaraan ganda bagi migran terampil untuk mengatasi kesenjangan bakat digital di dalam negeri. Jika hal itu terjadi, Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah penduduk terpadat di Asia yang memiliki kewarganegaraan ganda. mengizinkan kewarganegaraan ganda.

Negara ini sedang menghadapi masalah brain drain yang terus berlanjut.

Data terbaru menunjukkan jumlah warga Indonesia yang melepaskan kewarganegaraannya meningkat lima kali lipat dalam empat tahun menjadi sekitar 1.600 pada tahun 2021 seiring mereka mencari peluang yang lebih baik di luar negeri. Hal ini memberikan tantangan bagi tujuan Presiden Joko Widodo untuk mendatangkan lebih banyak investasi dari perusahaan-perusahaan seperti Apple Inc, Microsoft Corp dan Tesla Inc yang membutuhkan lebih banyak tenaga kerja terampil.

Jokowi, sebutan untuk presiden tersebut, telah mendorong penerapan kewarganegaraan ganda sejak tahun 2015, namun ia mendapat tentangan dari anggota parlemen yang menyuarakan kekhawatiran atas risiko terhadap keamanan nasional, serta kekhawatiran akan semakin ketatnya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan.

— ©2024 Bloomberg LP

Sumber