Perusahaan mendorong budaya plastik sekali pakai dan menerapkannya dalam kehidupan modern

Sebagian besar plastik yang digunakan saat ini berakhir sebagai sampah, dan hanya 4% yang didaur ulang di AS, sehingga menyebabkan polusi yang signifikan di tempat pembuangan sampah, sungai, dan lautan.

Michael Copley melapor untuk NPR.


Pendeknya:

  • Produksi plastik telah meningkat secara dramatis selama 70 tahun terakhir, dengan peralihan ke barang sekali pakai yang memperburuk masalah sampah.
  • Industri plastik mempromosikan sifat sekali pakai demi keuntungan, karena mereka sadar bahwa daur ulang tidak akan cukup dalam mengelola sampah.
  • PBB sedang merundingkan perjanjian yang mengikat secara hukum untuk mengatasi polusi plastik, namun mengurangi penggunaan plastik masih merupakan tantangan.

Kutipan kunci:

“Kita akan terus membutuhkan plastik untuk kegunaan tertentu. Namun ada kesepakatan yang berkembang” bahwa banyak plastik sekali pakai “mungkin bisa dihilangkan.”

— Inger Andersen, direktur eksekutif Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa

Mengapa ini penting:

Polusi plastik menimbulkan risiko lingkungan dan kesehatan yang serius, karena mikroplastik mencemari ekosistem dan memasuki rantai makanan. Sampah plastik di lautan sangat memprihatinkan, karena terurai menjadi mikroplastik yang menyusup ke ekosistem laut dan rantai makanan, sehingga berpotensi berdampak pada kesehatan manusia. Kesalahan pengelolaan sampah plastik juga memperburuk perubahan iklim, karena produksi dan pembakaran plastik melepaskan gas rumah kaca.

Sumber