Foto-foto bingkai Zimmer yang ditinggalkan dan tumpukan celana inkontinensia yang tersebar di seluruh panti jompo yang rusak akibat kebakaran muncul setelah seorang ‘penjelajah urbex’ menerobos properti menyeramkan tersebut.
Panti Jompo Nottinghamshire Abbeymoor di Worksop ditutup pada tahun 2017, dan telah ditinggalkan sejak saat itu.
Pada tahun 2023, kebakaran melanda gedung, dengan kru dari Nottinghamshire dan Derbyshire mendatangi lokasi kejadian.
Meski api akhirnya bisa dipadamkan, hanya sekitar separuh harta benda yang bisa diselamatkan.
Dua pria berusia 27 dan 33 tahun ditahan karena dicurigai melakukan pembakaran setelah dirawat di rumah sakit, dan pria berusia 27 tahun tersebut menderita luka yang diyakini berpotensi mengancam nyawa. BBC melaporkan pada saat itu.
Kyle Urbex, yang mengambil foto tersebut mengatakan bahwa kebakaran tersebut ‘meninggalkan sedikit harapan’ bagi masa depan properti tersebut.
‘Itu tetap kosong dan dalam keadaan reruntuhan sejak ditutup.
‘Berkeliling terkadang terbukti sulit. Saya menemukan satu ruangan yang cukup menyedihkan dengan bingkai Zimmer.
‘Sebuah kursi dan beberapa barang pribadi tertinggal di dalam yang membuatnya sangat sedih karena mereka yang berada di lingkungan panti jompo harus merasakan hari demi hari menghabiskan seluruh waktu mereka di panti jompo.
‘Saya cukup menikmati yang ini dan pastinya memiliki penjelajahan yang bagus.
“Meskipun kediaman di kota Worksop yang tenang berada di daerah yang tenang, namun berdekatan dengan rel kereta api sehingga sering menimbulkan keluhan dari warga lanjut usia di rumah tersebut,” tambahnya.
Kebakaran bukan satu-satunya alasan bekas panti jompo mendapat pemberitaan negatif.
Pada tahun 2007, Esme Collins yang berusia 103 tahun diusir dari Rumah Abbeymoor ketika pemiliknya memintanya membayar lebih untuk perawatannya.
Dewan Kabupaten Nottinghamshire akhirnya setuju untuk membayar uang tersebut, tetapi pihak rumah menolak tawaran tersebut.
Enam minggu setelah pindah ke tempat tinggal baru, Esme meninggal dunia.
Para pegiat menyoroti kasus tragis ini sebagai pengingat yang mengerikan untuk memperlakukan orang lain dengan bermartabat di hari-hari terakhir mereka, dan memprioritaskan kepedulian sosial.