JAKARTA (Reuters) – Bima Abdul Sholeh, 32, duduk dengan tenang ketika seorang dokter bersenjatakan laser pointer menghilangkan tato dari wajahnya di sebuah acara di Jakarta yang diadakan oleh sebuah organisasi amal selama bulan suci Ramadhan untuk memberikan kesempatan kepada umat Islam yang taat untuk berlatih. “menyesali”.

Seperti dia, lebih dari seratus warga Indonesia telah mendaftar untuk prosedur penghapusan tato yang dilakukan secara gratis oleh Badan Amil Zakat Nasional, sebuah organisasi amal Islam, selama Ramadhan yang tahun ini jatuh pada awal Maret hingga April.

“Ramadhan adalah momentum yang tepat untuk program ini. Menghapus tato adalah bentuk ibadah kepada Allah,” kata Raja Zamzami, koordinator acara yang sudah memasuki tahun keempat ini. “Orang-orang ini menyadari bahwa mereka ingin bertobat… meninggalkan gaya hidup dan kesalahan mereka di masa lalu.”

Tato dianggap terlarang dalam Islam karena dianggap sebagai mutilasi fisik pada kulit. Meskipun banyak dari 220 juta penduduk Muslim di Indonesia, yang sebagian besar adalah Sunni, menganut agama Islam yang lebih moderat, tato masih dipandang negatif karena dikaitkan dengan gaya hidup jalanan yang kasar.

“Suatu saat saya berpikir, apa gunanya (gaya hidup kasar) ini? Tidak ada habisnya. Saya putuskan untuk bertaubat,” kata Bima saat bersiap untuk salat di apartemennya usai salah satu sesi pelepasannya.

Bima menghapus tato di tubuh dan wajahnya setelah meninggalkan kehidupan sebelumnya, yang detailnya ingin dia rahasiakan. “Saya berhenti melakukan hal-hal buruk,” katanya.

Nila Novian, 24, yang telah menghapus tato kecil berinisial perak di lengannya, mengatakan penghapusan tato itu “lebih untuk menghindari stigma negatif masyarakat”.

(Laporan Johan Purnomo, Heru Asprihanto; Editing oleh Himani Sarkar)

Hak Cipta 2024 Thomson Reuters.

Source link
1711938158