JAKARTA (Reuters) — Kandidat presiden Indonesia Anies Baswedan berencana mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi untuk menentang hasil pemilu bulan lalu, katanya kepada wartawan, Rabu.

Hasil tidak resmi menunjukkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang mendapat dukungan berpengaruh dari Presiden Joko Widodo, memenangkan pemilu pada 14 Februari dengan hampir 60% suara. Komisi pemilu nasional diperkirakan akan mengumumkan hasil resminya pada 20 Maret.

Anies mengaku berencana mengajukan perkara tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK) setelah hasil resmi diumumkan pekan depan, namun menolak memberikan rincian lebih lanjut.

“Rencananya kami akan mengajukan ke MK secara pasti, tapi isinya tidak bisa kami ungkapkan,” ujarnya.

Mantan gubernur dan menteri pendidikan itu mengkritik apa yang disebutnya sebagai kurangnya netralitas negara.

“Ketika kita berbicara tentang pemilu yang bebas dan adil, ini juga berarti bahwa negara mengambil posisi netral terhadap kontestan mana pun dan menyelenggarakan pemilu secara netral. Hal itu tidak ada,” ujarnya.

Anies sebelumnya vokal mengenai apa yang disebutnya sebagai penyimpangan pada bulan-bulan menjelang pemilu, termasuk distribusi bantuan sosial secara besar-besaran di daerah pemilihan utama, seperti Jawa Tengah.

“Jika Anda berbicara dengan sebagian besar masyarakat umum, saya pikir sebagian besar orang akan mengatakan bahwa pemilu sudah selesai dan selesai. Mayoritas tidak memperhatikan, jadi kami ingin melihat ini juga sebagai pendidikan publik,” katanya tentang kasus pengadilan yang direncanakan.

“Kami ingin memastikan bahwa penyimpangan tidak dibiarkan begitu saja,” tambahnya.

Langkah ini dilakukan ketika partai-partai pendukung Anies dan calon presiden lainnya, Ganjar Pranowo, juga telah membahas peluncuran penyelidikan parlemen terhadap perilaku pemerintah menjelang hari pemungutan suara dan dugaan pelanggaran pemilu.

Meskipun Mahkamah Konstitusi biasanya menangani sengketa pemilu, DPR mempunyai kewenangan untuk menyelidiki kebijakan pemerintah atau pelaksanaan peraturan tertentu dan dapat memeriksa perilaku pejabat publik, termasuk presiden.

Prabowo, seorang mantan komandan pasukan khusus, tampaknya telah memenangkan pemilihan presiden pada pemilu presiden yang ketiga kalinya, hal ini didukung oleh dukungan tidak resmi dari presiden tersebut, yang telah menghadapi banyak tuduhan pelanggaran etika dan campur tangan, namun hal ini dibantah oleh sekutu-sekutunya.



Source link
1711974573